Kerja sampingan Mahasiswa- Menjadi Guru Les - Part time job for studtent

October 19, 2021

 Haihaihai,

Guys pernah ga sih kalian ada difase dilema antara kuliah dan ingin bekerja sehingga memiliki penghasilan. Yaps aku juga pernah pada fase itu, sepertinya bukan aku saja sih tapi sebagian besar mahasiswa pernah merasakannya. Dulu aku sempat beberapa kali mencoba keberuntungan lain diluar jam kuliah, ada usaha membuahkan hasil ada juga yang aku stop. Pada postingan ini aku mau sharing pengalamanku bekerja sebagai Guru Les Private. Mungkin dimasa pandemi ini akan sulit di coba, tapi bisa kalian coba disaat keadaan sudah mulai membaik menuju ke normal. 

Guru Les Private

Pekerjaan yang menurutku memberi banyak benefit kepada kita. Selain mendapat uang tambahan alias di gaji tetapi kita juga bisa me refresh ilmu kita. Kita juga bisa  sambil belajar menghadapi berbagai karakter orang mulai dari murid les, orang tua murid, rekan sesama guru les dan lain-lain. Dulu aku memilih menjadi guru les privat, jadi aku mengajari semua mata pelajaran. Awalnya deg-degan takut murid les ga ngerti. Tapi lama-lama jadi terbiasa dan mulai mengerti karakter murid les.

Beberapa tips dariku yang mungkin bisa bermanfaat bagi teman-teman:

a. Poin pentingnya adalah: Belajar

Yaps sebagai guru les, kita dituntut juga ikut belajar mengikuti perkembangan keilmuan sekarang ini. Dimasa-masa mengajar Les aku menyempatkan diri untuk belajar pelajaran SMP lagi (Saat itu muridku siswa SMP). Ketika aku memiliki jam kosong diperkuliah aku menyempatkan untuk mempelajari kembali pelajaran yang akan ku ajari. Mencari materi melalui ebook dan latihan-latihan soal.

oya, Jangan lupa menanyakan kepada murid, apakah mereka mempunya buku kumpulan soal. Karena beberapa sekolah mewajibkan siswa nya untuk membeli buku tersebut dengan harapan muridnya belajar di rumah. So bukunya bisa di pinjam atau difoto sebagai tambahan refrensi buat kita.

b. Coba pelajari karakter siswa

Sebagai guru les dan tidak bisa membaca karakter siswa pada pertemuan pertama (kecuali anak jurusan psikologi). Jangan terlalu menggurui dan lihat apa yang kira-kira siswa kita kurang kuasai dan tanyakan apa yang membuatnya susah menguasai materi itu.

c. Hindari mengajari murid les diluar kemampuan kita.
based on my experience, dulu aku pernah mengajari murid dari SMA terkenal. SMA ini bukan hanya terkenal langganan juara olimpiade daerah juga nasional dan kebanyakan muridnya juga calon-calon dapat beasiswa di Luar negeri. Masuk SMA ini juga sangat susah karena ada tes tertulis. Kalau kalian anak Medan mungkin sudah tahu SMA apa ini dari clue yang aku berikan.

Aku hanya mengajarinya satu kali pertemuan dan mengundurkan diri kepada orang tuanya dengan jujur. Karena menurutku lebih baik kita mengatakan yang sebenarnya daripada orang tua murid berekspektasi tinggi terhadap kita.
Bukan ingin menyerah sebelum mencoba tetapi karena diluar kemampuanku. Offcourse karena si murid les juga sekolah di SMA super unggulan.


d. Jangan ikut campur permasalahan keluarga murid kita

Ketika kita mengenal seorang siswa lebih dekat, mengenal keluarga, mengetahui karakter murid dan keluarganya. Secara tidak sengaja ataupun disegaja kita mengetahui permasalahan di keluarga mereka.
Usahakan jangan terlibat permasalahan mereka. Karena tugas kita hanya mengajari agar murid les kita mengalami peningkatan nilai pada mata pelajaran bukan menjadi teman sharing curhat dan memberi solusi.

Yap terkadang murid kita curhat, cukup dengarkan dan beri saran seadanya. Biarkan si murid bercerita tentang keluarganya, jangan menanyai silsilah keluarganya dan mengapa menjadi apa?

Itu akan memberi ketidak nyamanan diantara kalian, murid les dan keluarga murid kita.

e. Jangan memberikan proposal dana

Aku pribadi tidak pernah mengajukan proposal bantuan dana bentuk apapun kepada orang tua murid les ku dulu. Sebab aku benar-benar memisahkan kehidupan personal dengan pekerjaan. Alasannya karena aku benar-benar membutuhkan pekerjaan itu saat kuliah dulu dan tidak mau kehilangan pekerjaan hanya karena mengajukan proposal bantuan dana untuk field trip atau sebagainya.

Kecuali mereka menawarkannya ya,
Mana tau perusahaan atau tempat kerja orang tua murid yang kita ajari sedang mencari penerima dana CSR.

Seorang temanku bercerita, setelah mengajar beberapa bulan, dia mengajukan proposal bantuan dana (aku lupa bantuan dana apa kalau tidak salah bantuan dana field trip atau penelitian ekskul yang diikutinya). Orang tua murid tersebut mengatakan bahwa tempat kerjanya tersebut sedang tidak mencari dana CSR, tetapi dampaknya kepada temanku adalah dia menjadi tidak nyaman ketika mengajar, seperti merasa tidak enak hati.

So, menurut aku. Melalui kerja part time sebagai guru les kita bisa belajar bekerja secara professional.

Bisa memisahkan permasalahan pribadi kita.

 Hal yang paling berkesan menjadi guru les adalah ketika murid kita mendapat nilai bagus dan diterima disalah satu SMA favotite. 

Alhamdulillah saat itu aku dipercaya mengajar murid les ku ketika dia kelas 1 SMP hingga kelas 3 SMP, sebenarnya aku ga pernah nyangka bisa bertahan menjadi guru les privat selama itu. 

Fase tidak enaknya?

Yess, ya jelas ada dong. Apalagi ketika murid les ku badmood dan ga mau belajar. Mau ga mau semua jurus mengaja belajar dikerahkan mulai dari mengerjakan PR terlebih dahulu lalu membahas pelajaran berikutnya. 

 Gaji

Menurut aku gaji guru les privat lebih besar dibandingkan dengan guru les bimbel. Karena persentase pembagiannya akan dibagai kepada lembaga. FYI, buat teman-teman yang ingin menjadi guru les private juga bisa mengajukan ke lembaga pendidikan hanya saja akan ada pengurangan karena ada persenan buat lembaga, bisa juga memasang iklan di media sosial, atau membagikan selebaran. 

Aku pernah memasang iklan les di media sosial, ikut membagikan selebaran les di lingkungan sekolah.

Malu?

Awalnya sih merasa agak malu, tapi yang namanya usaha ga akan menghianati hasil.

Oya, aku mau cerita juga nih. Awal mula aku semakin bertekad menjadi guru les adalah karena salah satu temanku yang berprofesi sampingan sebagai guru les. Temanku bisa dibilang dari keluarga sangat berkecukupan, ke kampus juga membawa mobil, tapi yang membuat aku semakin salut adalah temanku tetap menjadi guru les. 

Dan disitu aku semakin termotivasi 

"masa dia yang anak orang kaya saja ga malu jadi guru les dan aku yang biasa saja dari daerah masih mikir-mikir?"


Dan dari situlah aku mulai semangat lagi. Alhamdulillah dari hasil mengajar les aku bisa membeli kebutuhan tambahanku sendiri seperti membeli tas baru dan tidak terlalu mengaharapkan kiriman bulanan.

So, buat teman-teman yang masih bimbang memutuskan kerja part time selama kuliah atau tidak. Coba di pertimbangkan baik dan buruknya. Jika lebih banyak buruknya lebih baik tidak misal belum bisa bagi waktu kuliah dan bekerja. tapi jika lebih banyak sisi positif lebih baik dilaksanakan.

Dan satu lagi, jangan lupa tetap menomorsatukan kuliah ya. Karena orang tua kita sangat berharap kita bisa lulus tepat waktu


Semoga tulisannya bermanfaat guys

Ira


You Might Also Like

1 Comments

Subscribe